PANGKALPINANG – Inflasi Kepulauan Bangka Belitung pada September 2023 mengalami kenaikan sebesar 3,55 persen (yoy). Secara tahunan, angka inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan lalu dengan selisih 0,90 persen (mtm), atau 3,45 persen (yoy).
Hal itu dipaparkan Penjabat Gubernur Kepulauan Babel Suganda Pandapotan Pasaribu, ketika memimpin langsung Rapat Pengendalian Inflasi di Ruang Batu Rakit Rumah Dinas Gubernur, Jumat (6/10/2023).
Inflasi tersebut didapatkan dari kelompok pengeluaran (persen), bahan pokok beras dari dua kota di Babel, yakni Pangkalpinang sebesar 0,2888 persen, dan di Kota Tanjungpandan sebesar 0,4030 persen. Ini menjadikan inflasi Babel berada di atas angka inflasi nasional.
Bahkan, kondisi ini menempatkan Babel sebagai provinsi dengan angka inflasi tertinggi se-Indonesia. Padahal, pada bulan sebelumnya sejak April hingga Juli 2023, Negeri Serumpun Sebalai termasuk dalam sepuluh provinsi dengan tingkat inflasi terendah.
“Kondisi demikian menjadi fokus perhatian kita bersama dan perlu penanganan khusus dalam pengendaliannya,” ujar Suganda.
Oleh karena itu kata Suganda, pihaknya akan melihat lagi bersama BPS berkenaan dengan pendataan, sehingga apa yang sudah dilakukan Satgas Pangan bisa dicatatkan secara utuh. Jika pendataan dilakukan secara bersama, menurut Suganda, mungkin akan ada angka yang menjadi perimbangan.
“Tetapi yang pasti kita melakukan langkah-langkah jangka pendek. Tadi, semua saran baik dari BI, Polda, Bulog, dan semua yang ikut di dalamnya, dalam jangka pendek ini ada beberapa hal yang kita lakukan,” kata dia.
Beberapa langkah jangka pendek yang akan dilakukan di antaranya, akan melakukan operasi pasar (OP). Walaupun OP sudah 204 kali, tetapi akan ditambah lagi intensitasnya, sehingga akan terlihat intervensi yang dilakukan. Selain itu, Satgas Pangan akan melakukan sidak dan akan memastikan harga eceran tertinggi (HET) beras.
“Kita akan melihat distributor, rantai pangan dan sebagainya. Kita juga akan melakukan subsidi terkait dengan angkutan bahan pangan ini, sehingga kita bisa melihat berapa sebenarnya harga yang layak dan keuntungan yang diperoleh pedagang, sehingga harga di masyarakat bisa terkendali,” ucap Suganda.
“Yang jelas dari Bulog, untuk persediaan beras kita di Babel masih tercukupi. Saat ini persediaan beras di 1500 ton. Artinya, kalau berkurang akan ditambah. Jadi, masyarakat tidak usah takut, tidak usah panik untuk beras ini, beli saja sewajarnya sehingga beras ini cukup hingga akhir tahun,” imbuhnya.
Untuk tindakan yang akan dilakukan di Tanjungpandan sendiri, salah satu langkahnya melalui pelaksanaan pasar murah yang sudah dilakukan mulai hari ini dan subsidi tepat, sehingga bahan pangan bisa didapat dari tangan pertama.
“Dengan begitu, rantai bisa kita pangkas, sehingga harga diperoleh masyarakat adalah harga yang memungkin atau terjangkau,” katanya. ( Red )