BANGKA BARAT — Karang Taruna Desa Puput dan Arga Tani bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat, mengelar Kontes Durian Hutan, di Taman Duku Resto, Desa Puput Kecamatan Parittiga, Sabtu (22/07).
Kontes ini diikuti 15 varietas durian lokal Bangka Barat dari tiga kecamatan yakni Kecamatan Jebus, Kelapa dan Parittiga.
Acara kontes ” Si Raja Buah ” kali ini merupakan upaya untuk memperkenalkan dan mempromosikan durian lokal yang ada di kabupaten Bangka Barat.
Durian dengan nama Tok Dulah milik Arifin berhasil meraih juara pertama, disusul durian Kasturi milik Bujang di tempat kedua dan durian Mentega milik Harun sebagai juara ketiga.
“Para pemenang akan didaftarkan di dinas terkait, dalam hal ini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, jadi setelah didaftarkan mungkin bibitnya akan disebar ke petani untuk uji lokasi. Itu belum masuk ke durian perkebunan, baru uji lokasi lah,” ujar Ketua Pelaksana Kontes Durian Hutan, Arief Rahman Hakim.
Adapun penilaian yang dilakukan tim juri dari KTNA dan Tim Ketahanan Pangan Bangka Barat antara lain aspek warna, ketebalan daging, tekstur serta rasa buah.
Menurut Arief, harga durian yang mengikuti kontes ini berada di kisaran Rp200.000 per butir dan yang paling mahal dibanderol seharga Rp500.000 hingga Rp600.000 per butir.
Ke depan dia berharap kontes durian dilaksanakan lebih besar lagi sampai ke tingkat provinsi, apalagi kontes ini bukan kali pertama diselenggarakan. Selain itu diharapkan dari kegiatan ini bisa berdampak kepada perekonomian si petani durian itu sendiri.
“Mungkin ke depan setiap kabupaten menyelenggarakan kontes durian misalnya ada pemenang 5 besar baru dibawa ke tingkat provinsi. Harapan kita begitu, jadi terorganisir lah. Hari ini ya banyak kekurangannya, ke depan kita berharap lebih baik lagi durian yang menang kalau bisa mengangkat petani,” tutup Arief.
Hal senada juga dikatakan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangka Barat Muhammad Ali. Dia berharap ke depan kontes durian dihelat lebih besar lagi sehingga akan berdampak kepada sektor pariwisata dan bisa mendongkrak kunjungan wisatawan ke Bumi Sejiran Setason.
“Artinya gini, hanya ada duren yang bisa mendatangkan wisatawan mancanegara. Itulah kenapa durian itu disebut rajanya buah. Jadi kami dari dinas sangat berharap kegiatan ini akan berdampak kepada pariwisata dan berdampak kepada ekonomi Bangka Barat,” cetusnya.
“Jadi ke depan lebih besar lagi bekerja sama dengan Dinas Pertanian agar untuk pembibitan dan segala hal membuat bagaimana nanti tahun depan Bangka Barat ini banjir duren, sehingga kontesnya jauh lebih besar lagi,” tambah Ali.
Menurut dia, kontes durian bisa saja diagendakan untuk digelar setiap tahun. Pihaknya pun akan siap mendukung dengan persiapan yang lebih matang serta terkoordinir dengan baik.
“Artinya dengan dadakan aja bisa, apalagi kalau disiapkan jauh-jauh hari. Ini kalau bisa dilaksanakan di tempat langsung di kebunnya, atraksinya bisa menunggu durian jatuhnya atau cara menanamnya, membukanya langsung atau yang lainnya. Atau juga di konteskan di tempat-tempat pariwisata,” kata Ali. ( SK )