HEADLINE

Masyarakat Tionghoa Parittiga Gelar Cap Go Meh Selama 2 Malam

12
×

Masyarakat Tionghoa Parittiga Gelar Cap Go Meh Selama 2 Malam

Sebarkan artikel ini

BANGKA BARAT — Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek yang dilakukan pada malam ke-15 penanggalan Tionghoa. Ini menggambarkan hari penutupan pada perayaan Tahun Baru Imlek.

Ratusan masyarakat Tionghoa di Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat merayakan Cap Go Meh di depan Venus Swalayan pada Minggu ( 5/2/2023 ) siang.

Pada moment ini masyarakat Tionghoa biasanya melakukan doa dan tradisi turun temurun serta diyakini membawa berkah sepanjang masa.

Dilansir dari detiknews, Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien (Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam) yang berarti, perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama lima belas hari dan ditutup dengan Cap Go Meh.

Festival Cap Go Meh di Kecamatan Parittiga kali ini dimeriahkan band ternama di Bangka Belitung, yaitu Yenni Musik dan Wita Band dan berlangsung selama dua malam.

Menurut Amuk, salah seorang warga keturunan Tionghoa Parittiga, perayaan ini dilakukan untuk menghormati Dewa Bumi yang dianggap sebagai dewa dengan sebutan bahasa China Thai Pak Kung.

“Ini dulunya dilakukan hanya untuk kalangan istana dan tidak diperuntukkan bagi orang biasa,” kata Amuk.

Pemilik Warung Kopi Tiam ini menambahkan, ritual Cap Go Meh diyakini sebagai simbol melepaskan nasib buruk dan menyambut nasib baik di masa depan.

“Ini bertanda tradisi turun temurun, terus kami laksanakan untuk menghargai roh nenek moyang kami,” imbuhnya.

“Tidak banyak yang kami harapkan, semoga tahun kelinci 2023 ini membawa keberuntungan. Semoga diberikan kesehatan serta kebahagiaan sepanjang masa,” sambung Amuk.

Camat Parittiga Madirisa turut mengucapkan selamat merayakan Cap Go Meh bagi warga keturunan Tionghoa pada kesempatan kali ini, khususnya bagi warga Desa Puput yang setiap tahun menyelenggarakan tradisi ini dengan kemeriahan.

“Ini sebagai simbol keanekaragaman adat dan budaya bangsa kita, namun kita tetap satu dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,” kata Madirisa.

Madirisa juga mengajak semua masyarakat untuk saling menghargai dan menghormati sehingga kegiatan pembangunan dapat bersama – sama dilakukan, sesuai visi misi Kabupaten Bangka Barat, yaitu terwujudnya masyarakat yang maju, sejahtera dan bermartabat.

“Untuk itu kita semua elemen masyarakat harus bersatu padu mengawal kegiatan pembangunan bersama pemerintah daerah di semua sektor kehidupan,” tutup Madirisa. ( Samsul )