PANGKALPINANG – Frischa Aulia Revinda, siswi kelas XI SMA Negeri 2 Pangkalpinang mewakili Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengikuti Green Youth Movement bersama 114 siswa lainnya dari seluruh Indonesia.
Kegiatan yang merupakan pertemuan duta lingkungan hidup dari kalangan pelajar tingkat SMA se-Indonesia ini, diadakan di Gedung Manggala Wanabakti Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta.
Green Youth Movement akan berlangsung selama tiga hari, Kamis -Sabtu tanggal 16 sampai 18 November 2023, dihadiri langsung Menteri Lingkugan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada kesempatan ini nantinya akan melakukan dialog dengan 20 peserta yang mewakili aspirasi total 2.600 duta hijau se-Indonesia, tentang hal – hal yang berkaitan dengan permasalahan lingkungan.
Selain dialog, juga didengarkan pandangan masing – masing peserta tentang upaya penyelamatan lingkungan hidup, setidaknya pengalaman mereka tentang tindakan nyata perbaikan lingkungan di daerah masing – masing.
Rangkaian kegiatan akan ditutup dengan aksi nyata menyelamatkan ekosistem lingkungan hidup dalam bentuk menanam bibit pohon secara serentak.
Menurut Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Baturusa Cerucuk Muchtar Effendi, kegiatan di Jakarta tersebut merupakan acara puncak Green Youth Movement 2023 yang telah berlangsung sejak bulan Agustus 2023 lalu.
“Setelah melakukan berbagai kegiatan dan penjaringan, maka terpilih lah duta lingkungan hidup dari Bangka Belitung untuk seterusnya akan dinobatkan oleh Ibu Menteri KLH sebagai Green Youth Ambassador 2023,” ujar Muchtar Effendi yang didampingi Kasubag TU BPDAS Hendra Cipta, saat ditemui di kantornya Kamis (16/11/23).
Menurut Muchtar, Green Youth Movement merupakan program pendidikan dasar gerakan lingkungan hidup yang menyediakan wadah bagi generasi muda, untuk bertugas dalam melindungi dan mengelola lingkungan hidup. Tujuannya adalah memfasilitasi generasi muda membangun jejaring dan berbagi pengalaman terhadap pengelolaan lingkungan hidup.
Dengan mengusung konsep simpul belajar yaitu bentuk pendidikan yang mengadaptasi sistem jejaring dengan memusatkan pendidikan pada satu lokasi terpilih, yang kemudian diakses oleh beberapa lokasi daerah berbeda di 34 provinsi di Indonesia.
“Dari seluruh kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan generasi muda untuk penyelesaian masalah lingkungan,” jelasnya. ( Agus)
Link sumber: realita.news