Lita Lizara, dara cantik kelahiran Bangka Barat 25 tahun silam menjadi bintang yang cukup bersinar terang membayangi rekan satu timnya Julisa Pasaribu di cabor catur Porprov VI Bangka Belitung 2023.
Gadis jebolan Universitas Bangka Belitung jurusan agribisnis ini berhasil menggondol 6 medali dari semua nomor yang dipertandingkan.
Lita sukses mendulang 2 emas perorangan catur cepat dan kilat, 3 emas beregu cepat, standar dan kilat serta 1 perak perorangan standar.
Sudah bermain catur sejak kelas 3 Sekolah Dasar, berawal dari dorongan dan arahan sang ayah yang aktif di Percasi Bangka Barat di Bidang Pembinaan Prestasi, Nopian. Tapi pada akhirnya ia pun menyukai catur dan berlanjut hingga sekarang.
“Awalnya disuruh bapak dari kelas 3 SD. Jadi keterusan sampai sekarang, lumayan tinggal duduk aja, bisa kenal orang baru dan bisa jalan – jalan gratis,” tutur Lita Lizara saat ditemui di Cafe H. Sampoerno di Kecamatan Mentok.
Lita tidak hanya sekedar bermain catur, tapi mulai memberanikan diri untuk mengejar prestasi. Saat duduk di kelas 5 SD ia pun memberanikan diri untuk berkompetisi di ajang O2SN, berlanjut di tingkat SMP dan SMA hingga tembus ke level nasional membawa nama Bangka Belitung.
“Mulai kompetisi dari kelas 5 SD pertama kali ikut O2SN sampai ke tingkat nasional.Kalau nggak salah sampai peringkat kelima. Setelah itu SMP O2SN juga setiap tahun sampai SMA. Kalau di Bangka Belitung sering dapat juara 1. Kalau di nasional paling tinggi dapat peringkat 4 O2SN waktu SMA seluruh Indonesia,” kata Lita.
Seiring berjalannya waktu, prestasi adik dari pecatur Fitria Sari ini pun semakin mendaki ke level lebih tinggi. Ia berhasil mendapatkan gelar Master Percasi Wanita ( MPW ) pada Kejurnas Catur 2023 dan merupakan master Percasi pertama di Bangka Belitung.
“Setelah itu Kapolda Cup juara 1 dan Porprov VI Bangka Belitung di Bangka Barat tahun ini dapat 6 medali,” ucap dia.
Sambil bercanda Lita mengatakan bila melihat bonus yang ia dapat dari prestasi yang ia ukir, dirinya akan tetap melanjutkan menekuni dunia catur.
Apalagi cabor peras otak ini tidak melihat batas usia. Bahkan Lita berkeinginan mendapatkan gelar Master Nasional Wanita, dan ingin berprestasi di kancah internasional seperti pecatur idolanya, Medina Aulia Warda.
“Akan berusaha lagi agar dapat gelar master nasional wanita nanti kalau ada event di nasional Insya Allah. Pengennya seperti Medina karena dia masih muda, sekolahnya bagus kuliahnya bagus jadi ada keseimbangan antara sekolah dan main catur,” ungkap Lita.
Meskipun sudah melanglang buana di berbagai kejuaraan catur sampai ke level nasional, Lita Lizara mengaku masih sering deg – degan setiap kali akan bertanding. Lawan terberat yang ia hadapi di Porprov tidak lain, rekan satu timnya Julisa Pasaribu.
“Pas lagi main itu suka deg – degan stress sampai kadang nggak nafsu makan. Sudah selesai semuanya turnamen baru senang, apalagi kalau dapat juara 1 kan. Lawan terberat Julisa Pasaribu,” tutur dia.
Setelah Porprov VI Bangka Belitung usai, event terdekat yang akan ia hadapi adalah Pra PON pada akhir November 2023 mendatang. Gadis kelahiran 1998 ini sebenarnya tidak terlalu rutin latihan, tapi kepiawaiannya bermain catur tidak lepas dari peran seorang guru bernama Ermawan.
“Kalau latihan dibilang rutin nggak, kadang latihan sendiri lah tapi ada guru juga dari SD dulu namanya Ermawan, guru catur. Selain itu orang tua sangat mendukung saya,” kata Lita menutup perbincangan. ( SK )