HEADLINEPERISTIWA

Begini Kesaksian Kondektur Bus Tabrak Lari di Desa Ibul

25
×

Begini Kesaksian Kondektur Bus Tabrak Lari di Desa Ibul

Sebarkan artikel ini

BANGKA BARAT — Ardianto ( 30 ) warga Pal 2, Kecamatan Mentok, kondektur bus warna abu – abu BN 7046 PU yang terlibat kecelakaan lalu lintas dengan sepeda motor Yamaha Xeon nopol BN 5028 RQ menuturkan kronologi kejadian di ruas jalan Pangkalpinang – Mentok, Desa Ibul saat ditemui di Mako Satlantas Polres Bangka Barat (Babar), Rabu (6/9/2023) pagi.

Menurut dia awalnya bus mereka melaju dari kawasan Pelabuhan Tanjung Kalian sekira pukul 11.00 WIB. Mereka tidak melewati Terminal Mentok karena terlambat usai menurunkan penumpang di pelabuhan.

“Jadi kita langsung ke Pangkalpinang tidak mampir ke terminal. Setelah berjalan dan melalui beberapa perkampungan, mobil kita ini sempat oleng beberapa kali, karena sopirnya mengantuk. Terasa betul itu mobil ini melebar ke kanan,” jelas Ardianto.

Menurut dia bus mereka meluncur cenderung ke arah tengah, padahal ia sudah mencoba memperingatkan supir yang mengantuk agar minggir. Karena selalu ke tengah itu lah detik selanjutnya terjadi kecelakaan.

“Terus tidak lama ke tengah lagi, kemudian saya ke belakang dan mobilnya ke tengah lagi, di situlah tidak lama berselang kejadiannya terjadi,” tutur dia.

Menurut perkiraan Ardianto, kecelakaan terjadi sekira pukul 13.30 WIB. Suara dentuman ketika kejadian tidak begitu keras saat menabrak sepeda motor. Tapi alih – alih berhenti, supir bus kata dia malah tetap melanjutkan perjalanan ke Pangkalpinang.

“Jadi langsung kabur dia itu Pak. Kami kemudian dikejar oleh warga Simpang Ibul pakai mobil. Marah-marah orang Simpang Ibul ini tadi dan meminta pertanggungjawaban. Sopir saya bilang iya nanti saya tanggung jawab, kunci mobil dikasih lalu berangkat lagi kami,” ujarnya.

Dikatakan Ardianto kendati ia sudah mengingatkan agar sang supir bertanggung jawab atau melihat korbannya, tapi sang supir tidak bersedia, alasannya takut diamuk massa. Begitu pula saat diminta berhenti di Polsek Kelapa untuk menyerahkan diri dan memindahkan penumpang ke bus lain, supir mereka tetap tancap gas sampai ada warga yang mencegatnya.

“Pada saat itu kami sempat berdebat, sampai sopirnya bilang, lebih tahu saya dibandingkan kamu, jadi saya diam saja,” ujarnya.

Menurut dia saat itu penumpang di dalam bus mereka penuh, namun para penumpang tidak menyadari kejadian kecelakaan karena sedang tertidur.

“Kemudian saat tiba di Pangkalpinang, sudah menurunkan penumpang, pulang kami ke pool (tempat berhenti) bus. Sopirnya ini kemudian dijemput istrinya, berboncengan mereka entah ke mana. Kami sudah tidak tahu lagi ke mana itu Pak,” imbuh Ardianto. ( SK )