BANGKA BARAT — Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming menuturkan sedikit kehidupan masa lalunya, sejak masa sekolah hingga ia duduk di kursi wakil bupati seperti sekarang ini.
Wabup BMM menjadi salah satu narasumber pada kegiatan Gelar Karya P5 ( Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila) di SMA Negeri 1 Mentok yang digelar Rabu ( 27/9/2023 ) siang.
BMM mengisahkan, sejak kecil ia tidak tinggal bersama kedua orang tuanya yang memilih hidup di Jakarta, tapi tinggal neneknya di Dusun Kadur, Desa Belo Laut, Kecamatan Mentok.
Selain itu ia bukan berasal dari keluarga berada, karena itu sejak kecil dia telah terbiasa hidup mandiri dan tidak bergantung kepada kedua orang tuanya.
Bahkan untuk pergi ke sekolah dia tidak memiliki kendaraan seperti sepeda, apalagi sepeda motor.
“Sepeda pun nggak ada kadang-kadang numpang orang dari Simpang Belo Laut itu. Pulangnya kadang-kadang naik truk kadang juga jalan kaki sampai ke Kadur bagian dalam, dekat RSUD Sejiran Setason,” tutur BMM di hadapan para siswa dan guru SMAN 1 Mentok.
Dia menuturkan ketika itu dirinya tidak pernah berpikir atau bercita – cita mau menjadi apa nantinya. Bong Ming Ming hanya berusaha menjadi orang baik. Dan setelah menamatkan pendidikan SLTA-nya barulah ia pergi merantau ke Jakarta.
“Saya tinggal dengan nenek saya dengan paman saya terus setelah keluar dari SMA baru saya merantau waktu itu. Macam-macam pekerjaan sudah saya lalui. Pernah jadi warehouse, pernah jadi guru juga, bersilat pertama. Yang penting bagaimana kita menjadi orang yang punya nilai punya manfaat bagi masyarakat, bagi orang banyak,” katanya.
Terkait karir politiknya, BMM mengatakan itu pun ia mulai dari nol, seperti memasang bendera atau baliho di mana – mana dengan mengendarai truk. Semua itu dilakukan dengan niat ingin berbuat kebaikan, tanpa embel – embel lain.
“Saya melakukan itu niatnya untuk kebaikan aja. Bismillah tanpa ada niat apa-apa pada akhirnya takdir Allah atau Tuhan Yang Maha Esa menyatakan saya harus jadi wabup, itu hal yang berbeda,” imbuh BMM.
Apakah bila ingin menjadi bupati atau wakil bupati harus memiliki banyak uang? Menurut BMM jawabannya tidak. Bahkan saat berkampanye dengan Bupati Bangka Barat H. Sukirman saat Pilkada, mereka berupaya berkreasi sendiri untuk menekan biaya seminim mungkin.
“Jujur saja waktu kampanye jangankan untuk bagi-bagi duit, untuk beli kaos aja kita nggak ada. Kita bikin slayer pamflet itu nyetak sendiri semuanya diupayakan seminimal mungkin. Bahkan untuk uang operasional kendaraan aja kadang-kadang kurang,” ujarnya.
“Tapi yang paling penting itu bagaimana kita menunjukkan bahwa kita punya nilai di depan masyarakat Insya Allah masyarakat akan menilai sendiri,” sambungnya.
Sebagai alumni SMA Negeri 1, BMM memberikan motivasi dan berpesan kepada para siswa/siswi, ke depan agar mampu menjadi orang – orang pilihan. Sebab, sejak dulu hingga sekarang , untuk menjadi siswa SMAN 1 tidak mudah.
Mereka yang berhasil diterima dan bisa menimba ilmu di SMA N 1 sudah tentu orang – orang pilihan dari sekian banyak siswa pelajar yang ada di Bangka Barat, khususnya Kecamatan Mentok.
“Jadi adik-adik yang hari ini terdaftar dan sudah menjadi siswa SMA Negeri 1, anda-anda itu adalah orang-orang pilihan. Setelah keluar dari sini ke depannya mudah-mudahan juga menjadi orang-orang pilihan,” cetus BMM. ( SK )