BANGKA BARAT — Saman yang namanya santer diberitakan media belakangan ini karena berambisi menambang di perairan Tembelok dan Keranggan di Kecamatan Mentok, terkesan serius ingin mewujudkan niatnya tersebut.
Hal itu terlihat dari beberapa kali sosialisasi yang ia lakukan di Kampung Mentok Asin. Bahkan tadi malam, Senin ( 20/11/2023 ), Saman berencana sosialisasi di Balai Pertemuan di RW 03 Kampung Keranggan, tapi setelah ditunggu sejumlah warga, ternyata pria tersebut tidak datang.
Menurut informasi yang didapat awak media dari warga Keranggan, bila Saman hadir tadi malam, rencananya aktivitas penambangan di perairan Tembelok akan dilaksanakan besok, Rabu ( 22/11 ).
Tapi karena Saman tidak datang dan perangkat RT/RW setempat juga tidak hadir, maka warga pun akhirnya membubarkan diri.
“Kalau dia datang katanya besok pagi mau jalan. Rencananya hari Rabu, besok pagi kan Rabu. RT RW nggak datang. Kampung ini kan ada pengurusnya, ada pendamping. Tapi Saman tidak konfirmasi akhirnya bubar,” ujar salah seorang warga Keranggan.
Sementara itu Ali, nelayan Kampung Mentok Asin mengatakan memang pihak Saman sudah beberapa kali melakukan sosialisasi ingin menggarap perairan Tembelok.
Tapi niat tersebut tidak didukung masyarakat dengan suara bulat, karena pihak nelayan menolak dan tidak menyetujui rencana Salman, walaupun ada juga warga yang mendukung. Para nelayan pun tidak mau ikut – ikutan hadir dalam sosialisasi tersebut.
Alasan pihak nelayan, aktivitas penambangan di Tembelok sudah jelas – jelas ilegal. Bahkan mereka pun ikut memantau perairan tersebut hingga malam hari mengantisipasi bila ada penambang yang nekad beroperasi secara diam – diam.
“Ada beberapa kali sosialisasi. Kita nggak ikut – ikutan karena nggak setuju ada ponton itu, karena kan ilegal, mana yang kamaren timahnya banyak keluar.
Warga ada yang kecewa tapi ada juga yang pro. Kami selalu memantau dan patroli sampai malam,” ujar Ali dibenarkan rekan – rekannya.
Pantauan awak media, situasi di perairan Tembelok dan Keranggan tampak lengang, tidak terlihat satu ponton pun yang parkir di sekitar wilayah tersebut.
Namun di perairan sekitar dermaga Jefry, puluhan ponton terlihat sedang parkir, bahkan sejak Senin kemarin. Menurut salah seorang penunggu ponton, mereka sedang bersiap – siap menunggu perintah kerja dari bos, rencananya pada Rabu besok.
Kepada awak media, penunggu ponton mengaku pihaknya sejauh ini belum membayar uang bendera.
Di lain pihak Kasat Polairud Polres Bangka Barat saat dikonfirmasi meminta media ikut membantu mengimbau masyarakat agar tidak mudah termakan isu bahwa perairan Tembelok dan Keranggan akan dibuka tambang lagi, sebelum ada legalitas yang jelas.
“Bantu himbau kepada warga bang kalau belum ada legalitas hukum yang jelas jangan terpancing isu – isu kerja.
Dengan kita menyampaikan pesan, himbauan setidak – tidaknya mereka bisa menyampaikan lagi ke pemilik tambangnya agar melengkapi dulu perizinannya sebelum kerja,” kata Yudi Lasmono via WhatsApp.
Terkait ponton – ponton yang parkir di sekitar dermaga Jefry, Yudi mengatakan wilayah tersebut memang digunakan sebagai tempat parkir ponton untuk menghindari terjangan ombak, bukan menunggu komando untuk bekerja.
“Di situ kan memang menurut masyarakat dan nelayan itu tempat parkir PIP karena terhindar dari hantaman ombak dan cuaca. Bukan tempat mereka parkir untuk kerja di Tembelok, sebelum – sebelumnya memang sudah digunakan masyarakat dan nelayan narok perahu,” jelas Yudi.
Sementara itu Saman saat dikonfirmasi awak media via pesan WhatsApp sampai berita ini diterbitkan belum menanggapi. ( SK )