BANGKA TENGAH — Petani komiditi biji Pinang di Kabupaten Bangka Tengah mengeluhkan anjloknya harga pinang saat ini, bahkan merosot ke angka Rp3.000 per kilogram.
Yanto (48), petani pinang lokal di Desa Batu Belubang, Kecamatan Pangkalanbaru, Kabupaten Bangka Tengah mengatakan harga pinang saat ini memang anjlok hingga Rp3.000.
“Padahal pada 2021, harga pinang lokal di daerah kita bisa mencapai Rp20.000 per kilogram. Tapi kemudian, harga tersebut turun selama dua tahun belakangan ini,” tuturnya kepada wartawan, Kamis (23/11/2023).
Dia katakan, dirinya tidak tahu – menahu kenapa harga tersebut begitu anjloknya, padahal biji pinang ini menjadi salah satu sumber pendapatan keluarganya.
“Kita nggak tahu kenapa bisa turun segitunya, hingga hari ini belum ada juga kenaikan harga pinang,” ucapnya.
Dengan harga yang begitu murahnya, Yanto kini hanya bisa berharap kepada pemerintah untuk lebih bisa memperhatikan harga komiditi biji pinang tersebut.
“Jadi, untuk sekarang kita hanya fokus mengumpulkan buah yang jatuh, tidak menggalah dari batang langsung,” ungkap Yanto.
Menurutnya, dengan harga segitu yang ada malah jadi rugi, karena banyak memakan waktu dan juga biaya. Apalagi biji pinang membutuhkan proses pengolahan yang tidak sebentar.
“Proses pengolahannya juga kan butuh waktu, dari mulai panen, dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian dibelah jadi dua dan terakhir itu jemur bisa sampe enam hari atau lebih tergantung cuaca,” terang Yanto.
“Mudah-mudahan ada solusi dari pemerintah terkait harga biji pinang ini, karena sudah dua tahun belakangan belum juga ada kenaikan,” imbuhnya. (Robie)
Sumber : Bekawan.co.id