BANGKA BARAT — Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangka Barat terus membenahi destinasi wisata Pantai Baru dan Batu Rakit di Kecamatan Mentok. Salah satunya, ruas jalan yang menghubungkan Kampung Tanjung hingga ke dua pantai tersebut, kini sudah beraspal mulus.
Selain itu di sepanjang Pantai Baru juga sudah dibangun pedestrian dan tempat bersantai bagi para pengunjung.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangka Barat, apa yang pihaknya lakukan hari ini merupakan buah dari usaha di tahun 2022 lalu, untuk mendapatkan Dana Alokasi Khusus ( DAK ) fisik tematik pariwisata tahun 2023.
“Inilah kita dapat, khusus Dinas Pariwisata sendiri kami membangun jalan dalam kawasan, landscape, lapangan parkir, juga jalan tembus,” ujar Muhammad Ali kepada Portal Duta di Pantai Batu Rakit, Minggu ( 3/12/2023 ).
Ali mengatakan, jalan tembus tersebut dibangun untuk menghindari kebocoran retribusi yang selama ini kerap terjadi. Masyarakat seringkali berkelit seolah tidak berniat ke Batu Rakit dan hanya numpang lewat, walaupun mereka tetap saja melewati portal di pantai tersebut.
“Di mana dulu kalau orang Kampung Tanjung beralasan mau ke Tanjung Kalian sehingga melewati portal. Yang dari Tanjung Kalian alasannya mau ke Kampung Tanjung, padahal mau masuk ke Batu Rakit sehingga terjadi kebocoran retribusi. Tahun 2024 tidak akan ada lagi kebocoran, mereka harus melewati jalan tembus itu,” kata Ali.
Sedangkan ruas jalan dari Kampung Tanjung ke pantai, termasuk pedestrian menurut Ali merupakan pekerjaan keroyokan, di mana Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ( PUPR ) juga mendapat kucuran DAK fisik Rp10 miliar untuk membangun jalan.
Kemudian di jalan tembus kata dia akan dijadikan sentra Industri Kecil Menengah ( IKM ). Bozem Kampung Iklim Teluk Rubiah juga akan dibenahi di tahun depan.
“Jadi kita perlahan-lahan membenahi Pantai Batu Rakit ini. Dan tahun depan kita sudah mengusulkan Bozem Kampung iklim Teluk Rubiah untuk kita kelola langsung, kita bangun di tahun 2024,” katanya.
Sementara itu terkait masih banyaknya pondok pedagang yang masih terkesan kumuh dan seadanya, Ali mengatakan hal itu merupakan wilayah kerja Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian, sedangkan kewenangan pihaknya lebih kepada ekonomi kreatifnya.
Dia pun menegaskan, untuk membangun pariwisata dan kebudayaan tidak bisa dilakukan oleh Disparbud sendiri, tapi harus bekerja sama dengan dinas – dinas lainnya juga, seperti DLH, PUPR dan Perkimhub.
Mengenai ketersediaan toilet atau WC umum di Pantai Batu Rakit, menurut Ali saat ini sudah ada tiga yang bisa digunakan pengunjung. Sedangkan di Pantai Baru pihaknya masih terkendala lahan di sekitar wilayah tersebut masih milik warga. ( SK )