BANGKA BARAT — Masyarakat Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat kembali menggelar Pesta Adat Festival Perang Ketupat, di Pantai Pasir Kuning, Minggu ( 3/3/2024 ).
Acara ini selalu menarik perhatian ribuan orang yang datang dari berbagai penjuru Pulau Bangka, bahkan dari luar daerah, mengunjungi Kecamatan Tempilang.
Hal yang menarik pengunjung antara lain, di samping pertunjukan seni budaya, acara ini menjadi ajang silaturahmi saling kunjung – mengunjungi layaknya lebaran, bahkan lebih meriah.
Santapan yang dihidangkan pun tidak jauh berbeda dengan hari lebaran, seperti ketupat, opor ayam dan kue – kue khas lebaran.
Rangkaian acara tahun ini seperti biasa dimulai dengan ritual Ngancak Penimbongan dan Taber Batas Kampung pada malam Nisfu Sya’ban.
Setelah itu dilanjutkan dengan pertunjukan kesenian dan budaya, seperti Tarian Selamat Datang, Tradisi Selawang Setuson atau Nganggung dan pencak silat yang dilakukan dua pendekar.
Pada acara puncak yaitu perang ketupat, para peserta mengenakan seragam berbeda saling berebut ketupat yang digunakan untuk saling lempar ke peserta lainnya. Acara ini berlangsung riuh dan meriah.
Bupati Bangka Barat H. Sukirman turut hadir bersama Wabup Bong Ming Ming dan Forkopimda lainnya antara lain Kapolres AKBP Ade Zamrah serta Dandim 0431/BB Letkol Inf Kemas Muhammad Nauval.
Menurut Sukirman, Pesta Adat Perang Ketupat biasanya diadakan satu minggu sebelum bulan Ramadhan. Tujuan intinya adalah silaturahmi sebelum puasa.
“Mengundang masyarakat kita untuk dapat bersilaturahim sehingga pada bulan Ramadhan hablumminannasnya telah selesai ya. Dan kami sampaikan kepada kawan-kawan yang masih di luar sana, yok datang ke Bangka Barat kita saksikan perang ketupat berikutnya lebih bagus lagi,” kata Sukirman.
Menurut dia Pemda akan terus membenahi acara agenda wisata Bangka Barat ini agar lebih berkualitas dan menarik lagi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka Barat, Muhammad Ali, mengatakan, perang ketupat telah ditetapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di tahun 2014 sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
“Pada tahun 2024 inI, kegiatan perang ketupat yang dibantu oleh Pemerintah Daerah Bangka Barat mendapat dukungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah V Jambi – Bangka Belitung berupa kurasi untuk peningkatan kualitas acara,” jelas Ali.
Tujuannya agar perang ketupat menjadi event budaya skala nasional dari Bangka Barat, yang dikemas ke dalam acara Festival Perang Ketupat Tempilang 2024.
“Karena makna perang ketupat, sebagai ajang silaturahmi antara pemimpin dengan rakyat dan antar masyarakat. Perang ketupat sebagai tempat melepaskan rasa amarah, dendam yang telah terkumpul dan melaksanakan silaturrahmi antar warga dalam semangat kekeluargaan, sebelum melaksanakan ibadah Ramadhan,” papar Ali. ( SK )