BANGKA BARAT — Wakil Ketua 2 Bidang Pembinaan Prestasi KONI Bangka Barat Bambang Setiabudi tidak menampik, target Porprov sebenarnya adalah mencetak para atlet yang mampu berbicara banyak di level lebih tinggi seperti Porwil atau Pra PON dan event tingkat lanjut lainnya.
“Itu lah, artinya target di Porprov ini kalau kami di awal itu melihatnya justru pasca Porprov. Apakah hasil dari Porprov ini bisa bicara di tingkat lanjut?Ini menurut saya yang perlu pengawalan bersama antara kami KONI kabupaten/kota asal atlet ke provinsi,” ujar Bambang Setiabudi di Kantor KONI Bangka Barat di Mentok, Selasa ( 5/9/2023 ).
Menurut dia atlet berprestasi jebolan Porprov tidak akan bernilai bila tidak mampu berbuat banyak di tingkat atas. Karena itu para atlet produk event pekan olahraga provinsi harus terus dikawal hingga ke level selanjutnya.
“Saya berpikirnya untuk sekarang itu adalah mengawal atlet-atlet berprestasi di tingkat Porprov ini ke jenjang yang lebih tinggi, pengertian mengawal itu kita harus tetap support, pemerintah kita harapkan tetap support, KONI provinsi tetap support untuk ke level yang lebih tinggi,” katanya.
Bambang mengatakan, kendati belum mempunyai data yang valid, para atlet Bangka Barat dari beberapa cabor jebolan Porprov VI sudah diminta untuk dibina menjadi perwakilan Provinsi Bangka Belitung ke Porwil maupun Pra PON.
“Yang jelas itu ada panahan, balap sepeda itu sudah berlangsung, catur memang ada beberapa atlet mengikuti seleksi tingkat atas dan biliar yang sudah dipastikan Pengprovnya untuk diminta untuk mewakili Babel. Kalau yang lain – lain kita belum mendapatkan informasi pasti,” jelas dia.
Di samping itu pihaknya juga melakukan evaluasi terkait pelatih dari luar daerah yang diminta menangani 14 cabor di tubuh Kontingen Bangka Barat dalam rangka menghadapi Porprov VI.
Menurut dia sebenarnya orientasi mendatangkan pelatih dari luar daerah antara lain transfer nilai kepelatihan serta kesiapan atlet dan lain – lain. Sebab, pelatih luar tidak dapat dijadikan jaminan untuk mendongkrak prestasi atlet.
“Ternyata dari hasil raihan medali yang kita evaluasi, dari 19 cabor itu ada 14 diantaranya itu kita mendatangkan pelatih luar. Ternyata yang melampaui target hanya dua cabor. Yang mencapai target hanya dua cabor. Kemudian yang mendapatkan juara umum di tingkat cabor ada empat cabor. Itu yang pelatihnya dari luar,” terangnya.
“Mendatangkan pelatih dari luar itu ternyata evaluasinya bukan sebuah jaminan untuk meningkatkan prestasi, tetapi minimal ada nilai transfer kepelatihan,” sambung Bambang Setiabudi. ( SK )